C a u s e   s t u p i d i t y   a i n ' t   a t t r a c t i v e .

Tuesday, January 24, 2017

Kelas 10 Kimia : Sistem Periodik Unsur-Unsur


 By Jason Christian

 Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun sesuai aturan tertentu yang kita, manusia telah temukan di bumi ini dan sudah di klasifikasikan.

Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang mengurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Dan juga disebuah golongan sifat unsur-unsurnya itu hampir sama. Sifat-sifat tertentu berulang secara periodik. Itulah asal mula tabel unsur-unsur dinamakan Tabel Periodik.

1. Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut Periode. Sistem periodik modern terdiri dari 7 periode.

2. Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut Golongan. Penempatan unsur dalam golongan yaitu berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik terdiri dari 18 kolom vertikal dan dua cara penamaan golongan yaitu Sistem 8 golongan dan Sistem 18 Golongan. 


- Sejarah pengelompokan Unsur-unsur

1. Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari sifat-sifat beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur sehingga disebut triade. Apabila unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.
 2. Teori Oktaf Newland

Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newland menyusun daftar unsur yang jumlahnya lebih banyak. Susunan Newland menunjukkan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka unsur pertama mempunyai kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Penemuan Newland ini dinyatakan sebagai Hukum Oktaf Newland.

 3. Sistem Periodik Mendeleev

Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel sistem periodik ini merupakan hasil karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka berkarya secara terpisah dan menghasilkan tabel yang serupa pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodic Meyer baru muncul pada bulan Desember 1869.

Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871.

 4. Sistem Periodik Modern

Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom. Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleev.

Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam sistem periodik modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.






     Sifat-sifat periodik unsur

1).    Jari-Jari Atom

    Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
    Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
    Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.

Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.

    Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.

Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.



2).    Jari-Jari Ion

v  Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.

v  Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.



3).    Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol-1 )

ü  Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).

ü  Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.

EI 1 < EI 2 < EI 3 dst

ü  Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.

ü  Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.



4).   Afinitas Elektron
( satuannya = kJ.mol-1 )

    Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).



Beberapa hal yang harus diperhatikan :

a)       Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan energi.

b)       Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka harga afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.

c)        Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka harga afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.

d)       Unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin besar kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion negatif (anion).



    Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
    Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
    Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
    Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
    Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.
    Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA ( halogen ).



5).    Keelektronegatifan

    Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya).
    Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
    Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif (anion).
    Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif (kation).
    Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
    Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

Kelas 10 Geografi : Hakikat Geografi


By Albert Christly

Materi Geografi
                Hakikat Geografi
Kata Geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Geo dan Graphein yang artinya bumi dan tulisan. Istilah geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes dengan nama Geographica.
                Perkembangan pandangan geografi
1.       Geografi ortodoks adalah geografi yang bidang kajiannya suatu wilayah (region) dan analisis terhadap sifat sistematiknya. Terdapat 4 kajian dalam geografi ortodoks, yaitu :
·         Geografi fisik mempelajari tentang gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, dan udara dengan segala prosesnya.
·         Geografi manusia mempelajari tentang kependudukan, aktivitas ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
·         Geografi regional mempelajari perwilayahan, misalnya geografi daerah tropik, geografi daerah arid, dan geografi daerah kutub.
·         Geografi teknik terdiri atas kartografi, pengindraan jauh, dan metode kuantitatif.

2.       Geografi terintregrasi  merupakan kajian geografi dengan pendekatan terpadu, yaitu integrase elemen-elemen geografi sistematik yang terdiri dari geografi fisik dan geografi manusia dengan geografi regional yang terdiri dari geografi regional zona dan geografi regional kultur.
Geografi terintegrasi dalam kajiannya menggunakan tiga analisis, yaitu analisis kelingkungan (keruangan), ekologi, dan wilayah.

Ruang lingkup geografi
Ruang lingkup bahasan geografi terdiri atas 3 aspek, yaitu aspek fisik, aspek sosial,aspek aspek regional.
·         Aspek Fisik. Aspek fisik meliputi gejala-gejala alam di permukaan bumi yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer.
·         Aspek Sosial (Manusia). Geografi sosial mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial, ekonomi, maupun budaya. Geografi sosial atau manusia dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.
·         Aspek Regional. Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik ataupun sosial sehingga dianggap sebagai bentuk tertinggi dalam geografi.

Pendekatan geografi
Agar dapat dibedakan dengan ilmu yang lain, geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan pemasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan regional kompleks.
·         Pendekatan Keruangan dalam geografi merupakan ciri khas yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan keruangan terdiri dari pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan tersebut dapat dipisahkan, tetapi dalam kenyataannya akan saling berhubungan.
·         Pendekatan Ekologi adalah penerapan konsep dan prinsip ekologi dalam rangka mengkaji fenomena geosfer. Geografi dan ekologi merupakan dua bidang ilmu yang berbeda sehingga prinsip dan konsep yang berlaku pada kedua bidang ilmu tersebut juga berbeda. Namun, kedua ilmu tersebut dapat saling menunjang dan saling membantu.
·         Pendekatan Kompleks Wilayah menelaah gejala atau fenomena dengan menggunakan kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Di dalam pendekatan itu suatu wilayah dikaji dengan pengertian areal differentiation. Areal differentiation adalah anggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang dengan adanya perbedaan. Perbedaan itu selanjutnya mengakibatkan terjadinya proses permintaan dan penawaran. Selain itu, diperhatikan pula persebarannya (analisis keruangan) dan interaksi manusia dengan lingkungannya (analisis ekologi).


Objek Studi Geografi
1.       Objek Studi Material Geografi merupakan objek yang dipelajari dalam geografi, yaitu semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer, meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
2.       Objek Studi Formal Geografi adalah sudut pandang atau cara pandang dan cara berpikir mengenai objek material. Di dalam objek studi formal itu geografi melihat fenomena-fenomena yang terjadi di permukaan bumi dari sudut pandang keruangan.

Prinsip-Prinsip Geografi
·         Prinsip persebaran. Di permukaan bumi terdapat berbagai fenomena dan fakta geografi, baik yang berkenaan dengan alam maupun mengenai manusia. Namun, persebaran fenomena dan fakta tersebut tidak merata antara satu wilayah dan wilayah lainnya.
·         Prinsip Interelasi. Hubungan antarfenomena dan fakta geografi dapat diungkapkan dengan memperhatikan persebaran gejala dan fakta tersebut. Sebagai contoh, hubungan antara faktor fisik dan factor fisik, antara factor manusia dan faktor fisik, serta antarfaktor manusia.
·         Prinsip Deskripsi. Berguna untuk memberikan gambaran atau pemaparan lebih lengkap tentang fenomena dan masalah yang dipelajari.
·         Prinsip Korologi. Merupakan prinsip geografi yang komprehensif. Prinsip Korologi memadukan prinsip-prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Prinsip Korologi merupakan ciri dari geografi modern.



Ilmu Bantu pada Studi Geografi
Objek kajian geografi sangat luas karena mencakup segala sesuatu yang ada di dalam bumi, di permukaan bumi, dan di ruang angkasa. Secara garis besar obejek kajian geografi adalah geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.

·         Antropogeografi : Persebaran manusia di permukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi.
·         Biogeografi : Persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, dan menentukan pola persebarannya.
·         Demografi : Kependudukan, antara lain jumlah dan pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, serta migrasi penduduk.
·         Geomorfologi : Bentuk-bentuk permukaan bumi dan penafsirannya tentang proses terbentuknya.
·         Hidrologi : Air bumi, meliputi terjadinya, sirkulasinya, distibusinya, bentuknya, serta sifat fisik dan kimia.
·         Kartografi : Peta, meliputi pembuatan, jenis, hingga pemanfaatannya.
·         Klimatologi : Iklim, meliputi ciri, sebab terjadi, dan pengaruhnya terhadap bentuk fisik dan kehidupan pada suatu wilayah.
·         Meteorologi : Atmosfer, antara lain ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin, dan perawanan.
·         Oseanografi : Lautan, antara lain sifat air laut, gerakan air laut, dan pasang surut air laut.
Pedologi : Tanah, antara lain proses pembentukan

Kelas 10 Biologi : Virus




By Dylan Arlen

virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

SEJARAHNYA
Adolf Edward Mayer (1882), guru besar mengajar di sekolah tinggi Belanda, menemukan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun tembakau, yang sangat menular. Mayer berkesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil “zat semacam enzim yang larut”. Lalu, penyakit itu dinamai mosaik

Kemudian Dmitri Ivanovski (1892), ilmuwan Rusia membuat filtra dari penyakit tanaman tembakau yang terkena penyakit itu, lalu menyemprotkannya pada tanaman lain yang sehat. Ternyata penyakit itu menular sehingga dinamai “filterable virus”. Lalu dia menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri Chamberland yang terbuat dari porselin. tetapi partikel yang menyerang tembakau tersebut lolos dari penyaring bakteri. Ivanovski menduga bahwa penyakit mosaik pada tanaman tembakau ini disebabkan oleh suatu organisme yang berukuran lebih kecil dibandingkan bakteri, sehingga dinamai virus (latin=racun)

Martinus W. Beijerinick (1897), ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Beijerinck berpendapat bahwa ada agen yang menginfeksi tanaman tembakau, meskipun ia sendiri belum mengetahui hal itu. Beijerinck menyebut agen penginfeksi itu sebagai virus lolos saring (filterable virus). Ia memberi nama demikian karena agen tersebut dapat lolos dari saringan bakteri dan tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya.

Kemudian Wendell Stanley (1935), berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau. Partikel mikroskopis tersebut dinamakan TMV (Tobacco Mozaic Virus).

Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya memberi kita pemahaman bahwa berbagai jenis virus merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Istilah virus lolos saring kemudian disingkat menjadi virus. Iwanowski dan Beijerinck dinobatkan sebagai penemu virus.

Virus memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan kelompok makhluk hidup yang lain. Dalam klasifikasi makhluk hidup, virus dipisahkan menjadi kelompok tersendiri. Ilmu yang mempelajari virus disebut virologi.

2. Ciri-Ciri Virus
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
Hanya dapat berkembangbiak dalam sel hidup
Virus berukuran mikroskopis, berkisar antara 20-300 milimikron
Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (DNA  dan RNA)
Virus dapat dikristalkan
Mempunyai bentuk yang bervariasi (heliks, polihidris, kompleks, dan sampul virus)
Virus tersusun atas asam nukleat yang diselubungi kapsid

Catatan: virus adalah makhluk hidup dan  makhluk tak hidup karena beberapa ciri-ciri berikut:
Digolongkan sebagai makhluk hidup karena:
-dapat bereproduksi
-punya materi genetik
Digolongkan sebagai makhluk tak hidup karena:
-dapat dikristalkan
-hanya bisa bereproduksi jika menempel pada inangnya
PERKEMBANGBIAKANNYA
 Infeksi Secara Litik (Siklus Litik)
Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi.

Fase-fase:

1. Fase Absorbsi (Pelekatan)

Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang yang mengenali virus).

2. Fase Penetrasi

Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang, dengan bantuan enzim lisozim.

3. Fase Replikasi dan Sintesis

Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Dengan cara mengambil alih ribosom untuk sintesis protein.

4. Fase Perakitan (Pematangan)

Tahap perakitan (pemasangan) adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh.

5. Fase Pelepasan (Pembebasan)

Tahap pelepasan (perakitan) adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut. Dengan begitu, sel inang menjadi mati.

3.2. Infeksi Secara Lisogenik
Dalam siklus lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk.

Fase-fase:

1. Fase Absorbsi dan Infeksi

Virus (fag/fage) menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri.

2. Fase Penetrasi

DNA virus masuk ke dalam sel bakteri.

3. Fase Penggabungan

DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag.

4. Fase Replikasi

DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Dalam kasus yang jarang terjadi, DNA virus akan terpisah dari profag dan akan memasuki siklus litik.

 Habitat Virus
Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada pada sel organisme lain (sel inang). Sel inang virus berupa bakteri, mikroorganisme eukariot (seperti Protozoa dan jamur), sel tumbuhan, sel hewan, dan sel manusia. Virus yang menyerang tumbuhan dapat masuk ke dalam tumbuhan lain, terutama melalui perantara serangga. Virus yang menyerang hewan atau manusia dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia lain misalnya melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, atau gigitan.

Klasifikasi Virus
Klasifikasi virus tidak mengikuti sistem Linnaeus melainkan sistem ICTV (International Comitee on Taxonomy of Viruses = Komite Internasional untuk Taksonomi Virus). Klasifikasi virus terbagi dalam tiga tingkat takson, yaitu famili, genus, dan spesies. Nama famili virus diakhiri dengan viridae, sedangkan nama genus diakhiri dengan virus. Nama spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri dengan virus. Saat ini, jenis virus yang sudah teridentifikasi sekitar dua ribu spesies.

Jenis-Jenis Virus
Virus Bakteri
Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya adalah sel bakteri. Virus bakteri disebut juga bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan). Virus bakteri mengandung materi genetik berupa DNA.

Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang tergolong eukariot. Virus ini terutama mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.

Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus tumbuhan sebagian besar mengandung RNA.

Virus Hewan
Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus hewan mengandung RNA atau DNA.


Gambar-gambar
     (meyer)
 (ivanovski)
 beijerinick
 Stanley